Sepenggal
Hati
Sindy
ayu kirana
Semuanya berawal dari kata mimpi.
Tabur-tabur mimpi menghiasi hari-hariku, penuh dengan suka dan duka di dalamnya.
Masihku ingat beberapa tahun lalu, ketika kegagalan itu menghampiriku dan
beberapa tahunnya lagi diriku selalu mendapatkan gelar yang buruk. Sungguh aku
tidak pernah menyimpan perasaan dendam dan benci kepada siapapun. Tak ada
gunanya menyimpan perasaan itu.
Hari
itu, ingin aku marah. Ketika diriku tahu ada fitnah disekelilingku. Sungguh tak
pernah ada aib saudaraku yang bermaksud aku bongkar, berusaha menjelaskan,
tetapi lagi-lagi diam lebih baik rasanya bukankah “DIAM ITU EMAS”. Airmataku
tumpah karena fitnah itu, tetapi tak kuperlihatkan tetes airmata itu, karena
aku hanya ingin terus tersenyum dan tersenyum, biarlah teruslah bicara dan
ambilah segala dosaku ini.
Sudahlah
lupakan saja, bukankah karena mereka telah menzolimiku mimpi dan doa-doaku
terkabul. Aku pernah bermimpi dan berdoa semoga cerpenku diterbitkan, puisiku
diterbitkan, menang lomba menulis cerpen dan puisi, mendapat beasiswa prestasi,
dan rezeki dimudahkan. Alhasil sepertinya memang benar doa orang yang terzolimi
itu manjur, semua itu kini telah tercapai.
Memaafkan
kata yang paling indah. Tentu saja namanya juga masih masa remaja, setiap hari
ketika aku berdoa selalu aku selipkan doa untuk teman-teman dan sahabatku,
semoga mereka sukses, bahagia, dan mendapatkan hidayah dari Allah. Aku mungkin
tak bisa membuktikan apapun, tetapi biarlah karena aku yakin Allah akan membuka
kebenaran itu nantinya.
Teman,
persahabatan, dan masa remaja adalah masa-masa terindah yang tak akan terlupakan.
Lucu, ketika bicara dan curhat tentang asmara, sangat menggelitik. Kecewa,
ketika mendengar ada yang bermusuhan dan fitnah bertebaran di mana-mana.
Tersenyum, ketika masa kita semua bersama-sama, makan, kerja bakti, dan belajar
bersama-sama. Sungguh, kalian semua adalah inspirasiku dalam berkarya, semoga
kita semua sukses MIA 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar