Sabtu, 23 Januari 2016

MIA 2



Sepenggal Hati
Sindy ayu kirana
            Semuanya berawal dari kata mimpi. Tabur-tabur mimpi menghiasi hari-hariku, penuh dengan suka dan duka di dalamnya. Masihku ingat beberapa tahun lalu, ketika kegagalan itu menghampiriku dan beberapa tahunnya lagi diriku selalu mendapatkan gelar yang buruk. Sungguh aku tidak pernah menyimpan perasaan dendam dan benci kepada siapapun. Tak ada gunanya menyimpan perasaan itu.

Hari itu, ingin aku marah. Ketika diriku tahu ada fitnah disekelilingku. Sungguh tak pernah ada aib saudaraku yang bermaksud aku bongkar, berusaha menjelaskan, tetapi lagi-lagi diam lebih baik rasanya bukankah “DIAM ITU EMAS”. Airmataku tumpah karena fitnah itu, tetapi tak kuperlihatkan tetes airmata itu, karena aku hanya ingin terus tersenyum dan tersenyum, biarlah teruslah bicara dan ambilah segala dosaku ini.
Sudahlah lupakan saja, bukankah karena mereka telah menzolimiku mimpi dan doa-doaku terkabul. Aku pernah bermimpi dan berdoa semoga cerpenku diterbitkan, puisiku diterbitkan, menang lomba menulis cerpen dan puisi, mendapat beasiswa prestasi, dan rezeki dimudahkan. Alhasil sepertinya memang benar doa orang yang terzolimi itu manjur, semua itu kini telah tercapai.

Memaafkan kata yang paling indah. Tentu saja namanya juga masih masa remaja, setiap hari ketika aku berdoa selalu aku selipkan doa untuk teman-teman dan sahabatku, semoga mereka sukses, bahagia, dan mendapatkan hidayah dari Allah. Aku mungkin tak bisa membuktikan apapun, tetapi biarlah karena aku yakin Allah akan membuka kebenaran itu nantinya.

Teman, persahabatan, dan masa remaja adalah masa-masa terindah yang tak akan terlupakan. Lucu, ketika bicara dan curhat tentang asmara, sangat menggelitik. Kecewa, ketika mendengar ada yang bermusuhan dan fitnah bertebaran di mana-mana. Tersenyum, ketika masa kita semua bersama-sama, makan, kerja bakti, dan belajar bersama-sama. Sungguh, kalian semua adalah inspirasiku dalam berkarya, semoga kita semua sukses MIA 2.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar