LAPORAN
INVERTEBRATA COELENTERATA
DISUSUN
OLEH :
ANI
TIAS KUSUMANINGRUM 2031711002
ARTIKA
RAMADHANI 2031711004
CIATRI HERAFI 2031711020
FITRI HUSADA SRI BULAN 2031711013
RUSIDI 2031711008
SETA ARDIWATI 2031711009
SINDY
AYU KIRANA 2031711018
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS
BANGKA BELITUNG
2018
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Secara umum Coelenterata (Cnidaria)
adalah hewan invertebrata yang mempunyai rongga dengan bentuk tubuh seperti
tabung dan mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Saat berenang, mulut Coelenterata
menghadap ke dasar laut. Tubuh Coelenterata terdiri atas jaringan luar
(eksoderm) dan jaringan dalam (endoderm) serta sistem otot yang membujur dan
menyilang (mesoglea). Istilah Coelenterata berasal dari bahasa Yunani dari kata
Coeles yang berarti rongga dan interon yang berarti usus. Fungsi rongga
tubuh pada Coelenterata adalah sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler) (Brotowidjoyo
1993).
Coelenterata lebih dikenal dengan
sebutan Cnidaria. Istilah Cnidaria berasal dari bahasa Yunani dari kata cnida yang berarti penyengat karena
sesuai dengan namanya Cnidaria yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat
terdapat pada tentakel yang ada disekitar mulut. Contoh Coelenterata (Hewan
berongga) adalah ubur-ubur, hydra, dan anemon laut (Brotowidjoyo 1993).
Habitat coelenterata seluruhnya hidup
di air, baik air tawar maupun air tawar. Sebagian besar hidup di laut secara
soliter atau berkoloni. Cnidaria yang berbentuk polip hidup soliter atau berkoloni
dan melekat pada batu atau benda lain didasar perairan. Polip tidak dapat
berpindah tempat, sedangkan medusa dapat berenang bebas. Hidup bebas secara
heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air. Ukuran tubuh
beraneka ragam, ada yang panjang beberapa millimeter dan ada yang mencapai
diameter 2 m. Tubuh simetri bilateral berupa medusa atau polip (Brotowidjoyo
1993).
Identifikasi adalah kegiatan
menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi
dari lapangan sesuai kebutuhan. Identifikasi bertujuan untuk mengetahui
berbagai masalah atau kebutuhan program yang diingikan masyarakat (Whardana
2008).
Data yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai penyusunan program dan bahan informasi bagi masyarakat, dengan kata
lain, mengidentifikasi dengan cara terjun langsung kelapangan penting dilakukan
dikarenakan kebutuhan informasi yang akurat dan agar data yang didapatkan mampu
dibandingkan dengan data yang sudah ada sebelumnya ataupun mampu menemukan
spesies baru. Mengidentifikasi filum mampu menjadikan data yang diperoleh
apakah sesui dengan data yang ada dan bisa dibuktikan kebenarannya. Penemuan
spesies baru harus dilakukan tahan identifikasi sebelumnya sehingga mampu
mengetahui apakah ada kesamaan data dengan yang lain ataukah tidak ada yang
sama (Whardana 2008).
Tujuan
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman Coelenterata di Pulau
Putri serta melakukan identifikasi sederhana anggota filum Coelenterata yang
ditemukan.
BAHAN
DAN METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum lapang tentang identifikasi filum jenis hewan
invertebrata dilakukan pada hari Rabu, tanggal 9 Mei 2018 pada
pukul 04.00 WIB - 17.00
WIB, di Pulau Putri atau The
Princess Island berlokasi di Pantai
Penyusuk, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
dalam praktikum lapang ini adalah pelampung, kacamata renang, pisau dan toples
bekas. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Fungia danai,
Meandrina meandrites, Favites complanata,
Favites halicora, Fungia sp. Isis
hippuris, dan Acropora sp.
Cara kerja
Adapun cara kerja dari
praktikum ini adalah dengan cara metode jelajah. Metode jelajah dilakukan
dengan cara menyelam ke
dalam air untuk mendapatkan keanekaragaman kelas Coelenterata di Pulau
Putri atau The Princess Island berlokasi di Pantai Penyusuk, Kecamatan
Belinyu, Kabupaten Bangka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Praktikum lapangan invertebrata yang
dilakukan ini didapatkan beberapa filum Coelenterata sebagai berikut:
1. Fungia danai
Klasifikasi
Fungia danai menurut Zipcodezoo
(2010) :
Kingdom
: Animalia
Filum : Cnidaria
Subfilum
: Anthozoa
Kelas
: Anthozoa
Subkelas : Zoantahria
Ordo
: Scleractinia
Subordo
: Fungiina
Famili : Fungiidae
Genus : Fungia
Spesies : Fungia danai
2.
Meandrina
meandrites
Klasifikasi Meandrina
meandrites menurut
Anas (2017) :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Cnidaria
Kelas : Anthozoa
Subkelas : Hexacorallia
Ordo : Madreporaria
Genus : Meandrina
Spesies : Meandrina meandrites
3.
Favites
complanata
Klasifikasi Favites
complanata menurut Anas (2017) :
Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas
: Anthozoa
Ordo : Madreporaria
Famili : Faviidae
Genus : Favites
Spesies : Favites complanata
4. Favites halicora
Klasifikasi
Favites halicora
menurut Anas
(2017) :
Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas
: Anthozoa
Ordo : Madreporaria
Famili : Faviidae
Genus : Favites
Spesies : Favites halicora
5. Fungia sp.
Klasifikasi Fungia
sp. menurut Anas (2017):
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Coelenterata
Class :
Antozoa
Subclass :
Zhoantaria
Ordo :
Madreporaria
Family :
Fungiidae
Genus :
Fungia
Spesies : Fungia
sp
6. Acropora
sp.
Klasifikasi
Acropora sp. menurut Anas (2017) :
Kingdom : Animalia
Phylum : Coelenterata
Class
:
Anthozoa
Ordo :
Madreporaria
Family : Acroporidae
Genus :
Acropora
Spesies : Acropora sp.
7. Isis hippuris
Klasifikasi Isis
hippuris menurut Anas (2017):
Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas
: Anthozoa
Ordo : Scleraxonia
Famili : Isididae
Genus : Isis
Spesies : Isis hippuris
Pembahasan
Coelenterata sering disebut hewan berongga (Yunani, koilos yang
berarti lubang, dan enteron, yang berarti usus), karena bentuknya yang
simetri radial, tidak memiliki rongga tubuh yang sebenarnya (acoelomata)
dan hanya memiliki sebuah rongga sentral yang disebut coelenteron (rongga
gastrovaskuler, tempat terjadinya pencernaan dan peredaran sari-sari makanan) (Rosa
et al, 2013).
Filum Coelenterata dibedakan menjadi 2 fila, yakni Ctenophora dan
Cnidaria. Ctenophora merupakan kelas yang tidak memiliki knidoblast sedangkan
Cnidaria mempunyai 2 knidoblast. Ctenophora terbagi menjadi 6 kelas;
Cydippida, Platyctenida, Beroida, Thalassocalycida, Cestida, dan Lobata.
Sedangkan Cnidaria terbagi menjadi 5 kelas : Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa,
Cubozoa dan Staurozoa (Rosa et al, 2013).
Filum
Ctenophora dikarakterisasi dengan adanya delapan baris silia gabungan yang
membentuk sisir (ctenes) dan digunakan untuk pergerakan. Beberapa
spesies juga memiliki tentakel panjang yang membantu proses penangkapan mangsa
(copepoda, ikan plankton dan larva moluska). Kebanyakan Ctenophora dapat
mengeluarkan cahaya dan tidak memiliki nematosit (kecuali Haeckelia)
yang bersifat menyengat, sedangkan Cnidaria dicirikan dengan bentuk simetri
radial, memiliki nematosit yang digunakan untuk menyengat dengan struktur
lengket yang disebut cnidae (Rosa et
al, 2013).
Lubang gastrovaskular yang tidak lengkap sebagai satu-satunya
lubang pada tubuh, dan lapisan tengah (disebut mesenkim atau mesoglea) berasal
dari ektoderm. Tidak memiliki sistem saraf pusat, pernapasan, sirkulasi dan
organ ekskresi. Ada 2 aspek fundamental dari siklus hidup Cnidaria. Pertama,
kecenderungan membentuk koloni melalui reproduksi aseksual. Kedua, banyak
spesies cnidaria mengalami siklus hidup dimorfik, termasuk di dalamnya terdapat
2 perbedaan struktur morfologi dewasa : bentuk polip dan bentuk medusa (Rosa et al, 2013).
Anthozoa (Anemon Laut & Karang)
meliputi anemone laut, koral batu, koral tanduk, bulu laut atau pena laut.
Hewan yang termasuk golongan ini tidak mempunyai bentuk medusa, semuanya
berbentuk polip. Anthozoa hidup secara soliter atau berkoloni. Polip hewan
karang dapat menghasilkan CaCO3, hal inilah yang dapat membantu pembentukan
batu karang. Selain itu, Hydrozoa, Scyphozoa dan Cubozoa mempunyai fase medusa
(fase dewasa sebagai plankton) sementara Anthozoa tidak mengalami fase medusa (Rosa
et al, 2013).
Kelas Anthozoa terdiri atas 6.100 spesies dan dibagi menjadi tiga
subkelas : Octocorallia, Hexacorallia, dan Ceriantipatharia. Subkelas
Octocorallia terdiri atas 6 ordo : Stolonifera, Telestacea, Alcynacea,
Coenothecalia, Gorgonacea, Pennatulacea. Subkelas Hexacorallia terdiri atas 6
ordo : Rugosa, Tabulata, Actinaria, Zoanthidia, Scleractinia, dan
Zoanthiniaria. Sedangkan subkelas Ceriantipatharia hanya terdiri atas 2 ordo,
yakni Antipatharia (karang hitam) dan Ceriantharia (tabung anemone), yang
disebut sebagai karang (coral) mencakup karang dari Ordo Scleractinia
dan Sub kelas Octocorallia (kelas Anthozoa) maupun kelas Hydrozoa. Salah satu
sifat dari karang 4 disebut akresi. Akresi adalah bentuk pertumbuhan koloni dan
terumbu ke arah vertikal maupun horizontal (Rosa et al, 2013).
Berdasarkan
literatur (Hadi 2015), Coelenterata yang ditemukan di Pulau Putri termasuk
kedalam kelas Anthozoa. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, ia hanya
ditemukan dalam bentuk polip (hidup menetap pada suatu tempat). Hewan ini
biasanya hidup di air laut dangkal secara berkoloni atau soliter (menyendiri).
KESIMPULAN
Dari hasil pratek lapang di Pulau Putri dan identifikasi terhadap spesimen
untuk filum Coelenterata yang ditemukan, dapat di tarik kesimpulan bahwa
Coelenterata yang banyak ditemukan di Pulau Putri adalah yang termasuk ke dalam
kelas Anthozoa. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, ia hanya ditemukan dalam
bentuk polip (hidup menetap pada suatu tempat). Hewan ini biasanya hidup di air
laut dangkal secara berkoloni atau soliter (menyendiri).
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo. 1993. Avertebrata
Air. Jakarta : Erlangga.
Hadi Abdul. 2015. Pengertian,
Ciri, dan Klasifikasi Coelenterata. www.softilmu.com. [21 Mei 2018].
Rosa E, Paramitha L, Risdayanti N, Noviyanti T. 2013. Coelenterata. Jambi : Program Studi Biologi, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Jambi.