Jumat, 10 Agustus 2018

Contoh Makalah


“Manusia diciptakan dari Tiga Kegelapan”

Disusun Oleh :
Sindy Ayu Kirana
XII IPA 2
SMA N 1 KOBA
Tahun Pelajaran 2016/2017
 
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurahkan  kepada teladan umat muslim yaitu, baginda nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Manusia diciptakan dari Tiga Kegelapan", yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis  maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini memuat materi tentang manusia diciptakan dari tiga kegelapan yang sangat berguna bagi setiap orang. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan, tetapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu guru yang telah membimbing penulis agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah yang baik sesuai kaidah.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Sekian dan terima kasih penulis ucapkan.
 Koba, 29 November 2016
Daftar Isi

Kata pengantar ..................................................................................................... i
Daftar isi ......................................................................................................
.........ii
Bab I Pendahuluan ......................................................................................
..........1
 
          A. Latar belakang masalah...............................................................1
           B. Rumusan masalah ......................................................................
.1
           C. Tujuan penulisan makalah ..........................................................1
           D. Manfaat penulisan makalah ........................................................2
Bab II Pembahasan......................................................................................
...........3
          
A. Asal Usul Manusia .....................................................................4
           B. Proses penciptaan manusia .........................................................4
Bab III Penutup .....................................................................................................8
            A. Kesimpulan ...................................................................
........... 9   
            B. Saran ............................................................................
.............9
Daftar pustaka .....................................................................................
..................9
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah 
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt.
Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsure kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum.
Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau tidak, diciptakan langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa diperpanjang, jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi memikirkan tentang status dan tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia al-Quran cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang itu.
B.     Rumusan Masalah
1.      Dari apa manusia itu diciptakan?
2.      Bagaimana pandangan Al-Quran terhadap asal usul kejadian manusia?
3.      Ayat- ayat apa saja yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah?
C.    Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui dari apa manusia itu diciptakan
2.      Untuk mengetahui pandangan Al- Quran menurut pandangan Al- quran
3.      Untuk mengetahui ayat- ayat yang menjelaskan bahwa manusia dicipkan dari saripati tanah
D.    Manfaat Penulisan
1.      Kita mengetahui dari apa manusia diciptakan
2.      Kita mengetahui bagaimana pandangan Al Quran terhadap asal-usul manusia
3.      Kita mengetahui ayat-ayat yang menjelaskan tentang manusia diciptakan dari saripati tanaH
BAB II
Pembahasan
A. Asal Usul Manusia
1.Manusia dalam Pandangan Antropologi
Pada awalnya di dunia ini hanya ada satu sel yang kemudian berkembang dan mengalami percabangan-percabangan. Percabangan ini mengakibatkan adanya variasi mahluk hidup di dunia ini. Menurut Charles Darwin dalam teori Evolusinya, manusia merupakan hasil evolusi dari kera yang mengalami perubahan secara bertahap dalam waktu yang sangat lama. Dalam perjalanan waktu yang sangat lama tersebut terjadi seleksi alam. Semua mahluk hidup yang ada saat ini merupakan organisme-organisme yang berhasil lolos dari seleksi alam dan berhasil mempertahankan dirinya. Dalam teorinya ia mengatakan : “Suatu benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan”. Kemudian ia memperluas teorinya ini hingga sampai kepada asal-usul manusia.
Dapat disimpulkan bahwa manusia dalam pandangan Antropologi terbentuk dari satu sel sederhana yang mengalami perubahan secara bertahap dengan waktu yang sangat lama (evolusi). Berdasarkan teori ini, manusia dan semua mahluk hidup di dunia ini berasal dari satu moyang yang sama. Nenek moyang manusia adalah kera. Teori Evolusi yang dikenalkan oleh Charles Darwin ini akhirnya meluas dan terus dipakai dalam antropologi.
Teori ini mempunyai kelemahan karena ada beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang tidak mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula. Misalnya sejenis biawak/komodo yang telah ada sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga kini tetap ada. Jadi dapat kita katakan bahwa teori yang dianggap ilmiah itu ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.
2.Manusia dalam Pandangan Agama Islam
Dalam Agama Islam, segala sesuatunya telah diatur dengan baik dan digambarkan dalam kitab suci Al-Quran. Tidak luput olehNya, bagaimana proses pembentukkan manusia yang juga digambarkan sejelas-jelasnya. Dalam Al-Qur’an jika dipadukan dengan hasil penelitian ilmiah menemukan titik temu mengenai asal usul manusia ini.
Terwujudnya alam semesta ini berikut segala isinya diciptakan oleh Allah dalam waktu enam masa. Keenam masa itu adalah Azoikum, Ercheozoikum, Protovozoikum, Palaeozoikum, Mesozoikum, dan Cenozoikum. Dari penelitian para ahli, setiap periode menunjukkan perubahan dan perkembangan yang bertahap menurut susunan organisme yang sesuai dengan ukuran dan kadarnya masing-masing (tidak berevolusi).
Manusia dikaruniakan oleh Allah akal untuk berfikir. Dengan akal, manusia mampu membedakan antara yang haq (benar) dengan yang bathil (salah). Dengan akal pula, manusia mampu merenungkan dan mengamalkan sesuatu yang benar tersebut. Dengan karunia akal, manusia diharapkan dapat memilah dan memilih nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan.
Disamping memiliki akal, manusia selalu terlahir dengan 3 naluri yang pasti ada dalam dirinya, yaitu :
1.Naluri untuk mensucikan sesuatu : naluri untuk beragama dan menyebah sesuatu yang lebih dari pada dirinya.
2.Naluri untuk mempertahankan eksistensi diri : manunia punya kecenderungan marah, sedih, senang dll.
3.Naluri untuk melestarikan dirinya : naluri kasih sayang.                     
B. Proses Penciptaan Manusia
 1.Penciptaan Manusia Menurut Bibel
Menurut penjelasan di dalam Bibel, Bibel tidak memuat pernyataan-pernyataan mengenai berbagai fenomena alam yang pada setiap masa sejarah manusia dapat menjadi subyek pengamatan dan dapat meningkatkan banyaknya penjelasan atas kemahakuasaan Tuhan, disertai dengan rincian-rincian spesifik tertentu. Sebagaimana akan kita lihat nanti, teks-teks semacam itu hanya ada di dalam Al-Qur’an.
  1. Penjelasan-penjelasan Bibel mengenai asal-usul penciptaan manusia, dijelaskan di dalam Kitab Genesis dalam ayat-ayat yang membahas penciptaan secara keseluruhan. Salah satu ayat yang ada di dalam Kitab Genesis berbunyi : “Lalu Tuhan berkata, ‘Biarlah kita membuat manusia dalam citra kita, sesuai dengan kita; dan jadilah mereka menguasai ikan di laut, burung di udara, ternak, dan segala suatu di atas bumi serta setiap makhluk yang melata di atas bumi’.
2.Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an
Al-Qur’an menyatakan proses penciptaan manusia mempunyai dua tahapan yang berbeda, yaitu: Pertama, disebut dengan tahapan primordial. Manusia pertama, Adam a.s. diciptakan dari al-tin(tanah), al-turob (tanah debu), min shal (tanah liat), min hamain masnun (tanah lumpur hitam yang busuk) yang dibentuk Allah dengan seindah-indahnya, kemudian Allah meniupkan ruh dari-Nya ke dalamA diri (manusia) tersebut (Q.S, Al An’aam (6):2, Al Hijr (15):26,28,29, Al Mu’minuun (23):12, Al Ruum (30):20, Ar Rahman (55):4). Kedua, disebut dengan tahapan biologi. Penciptaan manusia selanjutnya adalah melalui proses biologi yang dapat dipahami secara sains-empirik. Di dalam proses ini, manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh (Q.S, Al Mu’minuun (23):12-14). Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim menyatakan bahwa ruh dihembuskan Allah swt. ke dalam janin setelah ia mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari ‘alaqah dan 40 hari mudghah.
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa di antaranya sebagai berikut:
Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya (spermazoa).
Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
3.Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
a. Setetes Mani
Sebelum proses pembuahan terjadi, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu dan menuju sel telur yang jumlahnya hanya satu setiap siklusnya. Sperma-sperma melakukan perjalanan yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur karena saluran reproduksi wanita yang berbelok2, kadar keasaman yang tidak sesuai dengan sperma, gerakan ‘menyapu’ dari dalam saluran reproduksi wanita, dan juga gaya gravitasi yang berlawanan. Sel telur hanya akan membolehkan masuk satu sperma saja.
Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur’an :
“Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?” (QS Al Qiyamah:36-37).
b. Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim
Setelah lewat 40 hari, dari air mani tersebut, Allah menjadikannya segumpal darah yang disebut ‘alaqah.
“Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah”. (al ‘Alaq/96:2).
Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, terbentuk sebuah sel tunggal yang dikenal sebagai “zigot” , zigot ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”. Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Tapi, zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. Pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al Qur’an terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu, Allah menggunakan kata “alaq” dalam Al Qur’an. Arti kata “alaq” dalam bahasa Arab adalah “sesuatu yang menempel pada suatu tempat”. Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah.
Pembungkusan Tulang oleh Otot
Disebutkan dalam ayat-ayat Al Qur’an bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS Al Mu’minun:14)
Para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa pernyataan Al-Qur’an adalah benar kata demi katanya.[6]
Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang.
c. Saripati Tanah dalam Campuran Air Mani
Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Ketika mani disinggung di Al-Qur’an, fakta yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran:
 “Dialah Yang menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina.” (Al-Qur’an, 32:7-8).
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pengertian manusia menurut pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4).
Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satunya makhluk hidup yang mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri. Ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
Terdapat dua pendapat mengenai asal usul manusia, yaitu bahwa asal usul manusia dari nabi Adam a.s yang merupakan pendapat para ahli agama sesuai dengan kitab-kitab suci sebagai dasar (termasuk agama Islam). Pendapat kedua berdasarkan penemuan fosil-fosil oleh para ilmuan yang berpendapat bahwa asal usul manusia sesuai dengan teori evolusi merupakan hasil evolusi dari kera-kera besar selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk yang paling sempurna. Teori kedua yang dianggap ilmiah itu ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.
Proses kejadian manusia berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah terjadi dalam dua tahap. Pertama, tahapan primordial, yakni proses penciptaan nabi Adam a.s sebagai manusia pertama. Kedua, tahapan biologi, yakni manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh.
Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk, sehingga tidak ada satu makhlukpun yang lebih tinggi derajatnya dari manusia. Selayaknya ilmu perakitan komputer, maka Allah telah merakit manusia dengan sistem hardware dan software, lengkap, berkualitas tinggi dan multifungsi. Kesemua perangkat ini bekerja secara sinergis dan dinamis agar manusia bisa menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di bumi.
Tujuan utama penciptaan manusia adalah agar manusia menyembah dan mengabdi kepada Allah swt. Sedangkan fungsi penciptaan manusia ke dunia, diklasifikasikan ke dalam tiga (3) pokok, yaitu:
Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi
Manusia sebagai Warosatul Anbiya’
Manusia sebagai ‘Abd (Pengabdi Allah)
B. Saran
Setelah mengetahui asal usul dan bagaimana proses manusia itu diciptakan, hendaknya setiap manusia bisa sadar akan tujuan hidupnya yaitu untuk mencari keridhaan Allah SWT, karena jiwa yang memperoleh keridhaan Allah adalah jiwa yang berbahagia, mendapat ketenangan, serta akan memperoleh imbalan surga. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhainya. Maka masuklah dalam jamaah hamba-hambaku. Dan masuklah ke dalam surgaku.” (QS Al Fajr : 27-30)
Selama hidup di dunia manusia wajib beribadah, menghambakan diri kepada Allah. Seluruh aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk beribadah kepada Allah SWT sebagai pencipta semua makhluk.
Semoga dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua sehingga kita menjadi manusia yang senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Dengan terselesaikannya makalah ini semoga bermanfaat bagi semuanya dan pembaca khususnya. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Untuk itu masukan-masukan dari pihak-pihak yang merespon makalah ini sangat ditunggu.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Bucaille, Maurice. (1984). Asal-Usul Manusia Menurut Bibel, Al-Qur’an dan Sains. Bandung: Penerbit Mizan.
Syueb, Sudono. Buku Pintar Agama Islam. (2011). Percetakan Bushido Indonesia: Delta Media
Prof. DR. Daradjat, Zakiah. dkk. (1986). Dasar-dasar Agama Islam. Jakarta.
 Prof. DR. Zakiah Daradjat. dkk, Dasar-dasar Agama Islam (Jakarta : 1986), hal : 48.
Sudono Syueb, Buku Pintar Agama Islam, (Percetakan Bushido Indonesia: Delta Media, 2011), hal: 70.
 Hanykpoespyta, Manusia : Antara Pandangan Antropologi dan Agama Islam, (http://hanykpoespyta.wordpress.com/2008/04/19/manusia-antara-pandangan-antropologi-dan-agama-islam/, diposting : 19 April 2008)
 Muhammad Fathurrohman, M.Pd.I, Proses Kejadian Manusia dan Nilai-nilai Pendidikan di Dalamnya, (http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/09/19/proses-kejadian-manusia-dan-nilai-nilai-pendidikan-di-dalamnya/, diposting : 19 September 2012)
 Dr. Maurice Bucaille, Asal-Usul Manusia Menurut Bibel, Al-Qur’an dan Sains, (Bandung: Penerbit Mizan, 1984, edisi ke-3), hal: 169.

Kamis, 05 Juli 2018

Tentang Universitas Bangka Belitung

Tentang Universitas Bangka Belitung
SAK

1. FASILITAS BELAJAR BERUPA TEMPAT LESEHAN DI LUAR PERPUSTAKAAN


2. GEDUNG UNTUK TEMPAT MELANGSUNGKAN AKTIFITAS PERKULIAHAN
 


3. LOGO UBB
 

4. BI CORNER
 



LAPORAN INVERTEBRATA COELENTERATA


LAPORAN INVERTEBRATA COELENTERATA



DISUSUN OLEH :

ANI  TIAS KUSUMANINGRUM             2031711002
ARTIKA RAMADHANI                            2031711004
CIATRI  HERAFI                                       2031711020
FITRI HUSADA SRI BULAN                   2031711013
RUSIDI                                                         2031711008
SETA ARDIWATI                                       2031711009
SINDY AYU KIRANA                                2031711018
                                   


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2018



PENDAHULUAN

Latar Belakang
Secara umum Coelenterata (Cnidaria) adalah hewan invertebrata yang mempunyai rongga dengan bentuk tubuh seperti tabung dan mulut yang dikelilingi oleh tentakel.  Saat berenang, mulut Coelenterata menghadap ke dasar laut. Tubuh Coelenterata terdiri atas jaringan luar (eksoderm) dan jaringan dalam (endoderm) serta sistem otot yang membujur dan menyilang (mesoglea). Istilah Coelenterata berasal dari bahasa Yunani dari kata Coeles yang berarti rongga dan interon yang berarti usus. Fungsi rongga tubuh pada Coelenterata adalah sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler) (Brotowidjoyo 1993).
Coelenterata lebih dikenal dengan sebutan Cnidaria. Istilah Cnidaria berasal dari bahasa Yunani dari kata cnida yang berarti penyengat karena sesuai dengan namanya Cnidaria yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat terdapat pada tentakel yang ada disekitar mulut. Contoh Coelenterata (Hewan berongga) adalah ubur-ubur, hydra, dan anemon laut (Brotowidjoyo 1993).
Habitat coelenterata seluruhnya hidup di air, baik air tawar maupun air tawar. Sebagian besar hidup di laut secara soliter atau berkoloni. Cnidaria yang berbentuk polip hidup soliter atau berkoloni dan melekat pada batu atau benda lain didasar perairan. Polip tidak dapat berpindah tempat, sedangkan medusa dapat berenang bebas. Hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air. Ukuran tubuh beraneka ragam, ada yang panjang beberapa millimeter dan ada yang mencapai diameter 2 m. Tubuh simetri bilateral berupa medusa atau polip (Brotowidjoyo 1993).
Identifikasi adalah kegiatan menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari lapangan sesuai kebutuhan. Identifikasi bertujuan untuk mengetahui berbagai masalah atau kebutuhan program yang diingikan masyarakat (Whardana 2008).
Data yang dihasilkan dapat digunakan sebagai penyusunan program dan bahan informasi bagi masyarakat, dengan kata lain, mengidentifikasi dengan cara terjun langsung kelapangan penting dilakukan dikarenakan kebutuhan informasi yang akurat dan agar data yang didapatkan mampu dibandingkan dengan data yang sudah ada sebelumnya ataupun mampu menemukan spesies baru. Mengidentifikasi filum mampu menjadikan data yang diperoleh apakah sesui dengan data yang ada dan bisa dibuktikan kebenarannya. Penemuan spesies baru harus dilakukan tahan identifikasi sebelumnya sehingga mampu mengetahui apakah ada kesamaan data dengan yang lain ataukah tidak ada yang sama (Whardana 2008).

Tujuan
            Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman Coelenterata di Pulau Putri serta melakukan identifikasi sederhana anggota filum Coelenterata yang ditemukan.




BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum lapang tentang identifikasi filum jenis hewan invertebrata dilakukan pada hari Rabu, tanggal 9 Mei 2018 pada pukul 04.00 WIB - 17.00 WIB, di Pulau Putri atau The Princess Island  berlokasi di Pantai Penyusuk, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka.

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum lapang ini adalah pelampung, kacamata renang, pisau dan toples bekas. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Fungia danai, Meandrina meandrites, Favites complanata, Favites halicora, Fungia sp. Isis hippuris, dan Acropora sp.

Cara kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah dengan cara metode jelajah. Metode jelajah dilakukan dengan cara menyelam ke dalam air untuk mendapatkan keanekaragaman kelas Coelenterata di Pulau Putri atau The Princess Island  berlokasi di Pantai Penyusuk, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka.


 

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
            Praktikum lapangan invertebrata yang dilakukan ini didapatkan beberapa filum Coelenterata sebagai berikut:

1.      Fungia danai
Klasifikasi Fungia danai  menurut Zipcodezoo (2010) :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Cnidaria
Subfilum         : Anthozoa
Kelas               : Anthozoa
Subkelas          : Zoantahria
Ordo                : Scleractinia
Subordo          : Fungiina
Famili              : Fungiidae
Genus              : Fungia
Spesies            : Fungia danai

2.      Meandrina meandrites
Klasifikasi Meandrina meandrites menurut Anas (2017) :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Cnidaria
Kelas               : Anthozoa
Subkelas          : Hexacorallia
Ordo                : Madreporaria
Genus              : Meandrina
Spesies            : Meandrina meandrites

3.      Favites complanata
Klasifikasi Favites complanata menurut Anas (2017) :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Coelenterata
Kelas               : Anthozoa
Ordo                : Madreporaria
Famili              : Faviidae
Genus              : Favites
Spesies            : Favites complanata


4.      Favites halicora
Klasifikasi Favites halicora menurut Anas (2017) :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Coelenterata
Kelas               : Anthozoa
Ordo                : Madreporaria
Famili              : Faviidae
Genus              : Favites
Spesies            : Favites halicora

5.      Fungia sp.
Klasifikasi Fungia sp. menurut Anas (2017):
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Coelenterata                                                                                     
Class                : Antozoa
Subclass          : Zhoantaria
Ordo                : Madreporaria
Family             :  Fungiidae
Genus              : Fungia
Spesies            : Fungia  sp

6.      Acropora sp.
      
Klasifikasi Acropora sp. menurut Anas (2017) :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Coelenterata
Class                : Anthozoa
Ordo                : Madreporaria
Family             : Acroporidae
Genus              : Acropora
Spesies            : Acropora sp.

7.      Isis hippuris
               
Klasifikasi Isis hippuris menurut Anas (2017):
Kingdom         : Animalia
Filum               : Coelenterata
Kelas               : Anthozoa
Ordo                : Scleraxonia
Famili              : Isididae
Genus              : Isis
Spesies            : Isis hippuris

Pembahasan
Coelenterata sering disebut hewan berongga (Yunani, koilos yang berarti lubang, dan enteron, yang berarti usus), karena bentuknya yang simetri radial, tidak memiliki rongga tubuh yang sebenarnya (acoelomata) dan hanya memiliki sebuah rongga sentral yang disebut coelenteron (rongga gastrovaskuler, tempat terjadinya pencernaan dan peredaran sari-sari makanan) (Rosa et al, 2013).
Filum Coelenterata dibedakan menjadi 2 fila, yakni Ctenophora dan Cnidaria. Ctenophora merupakan kelas yang tidak memiliki knidoblast sedangkan Cnidaria mempunyai 2 knidoblast. Ctenophora terbagi menjadi 6 kelas; Cydippida, Platyctenida, Beroida, Thalassocalycida, Cestida, dan Lobata. Sedangkan Cnidaria terbagi menjadi 5 kelas : Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa, Cubozoa dan Staurozoa (Rosa et al, 2013).
            Filum Ctenophora dikarakterisasi dengan adanya delapan baris silia gabungan yang membentuk sisir (ctenes) dan digunakan untuk pergerakan. Beberapa spesies juga memiliki tentakel panjang yang membantu proses penangkapan mangsa (copepoda, ikan plankton dan larva moluska). Kebanyakan Ctenophora dapat mengeluarkan cahaya dan tidak memiliki nematosit (kecuali Haeckelia) yang bersifat menyengat, sedangkan Cnidaria dicirikan dengan bentuk simetri radial, memiliki nematosit yang digunakan untuk menyengat dengan struktur lengket yang disebut cnidae (Rosa et al, 2013).
Lubang gastrovaskular yang tidak lengkap sebagai satu-satunya lubang pada tubuh, dan lapisan tengah (disebut mesenkim atau mesoglea) berasal dari ektoderm. Tidak memiliki sistem saraf pusat, pernapasan, sirkulasi dan organ ekskresi. Ada 2 aspek fundamental dari siklus hidup Cnidaria. Pertama, kecenderungan membentuk koloni melalui reproduksi aseksual. Kedua, banyak spesies cnidaria mengalami siklus hidup dimorfik, termasuk di dalamnya terdapat 2 perbedaan struktur morfologi dewasa : bentuk polip dan bentuk medusa (Rosa et al, 2013).
            Anthozoa (Anemon Laut & Karang) meliputi anemone laut, koral batu, koral tanduk, bulu laut atau pena laut. Hewan yang termasuk golongan ini tidak mempunyai bentuk medusa, semuanya berbentuk polip. Anthozoa hidup secara soliter atau berkoloni. Polip hewan karang dapat menghasilkan CaCO3, hal inilah yang dapat membantu pembentukan batu karang. Selain itu, Hydrozoa, Scyphozoa dan Cubozoa mempunyai fase medusa (fase dewasa sebagai plankton) sementara Anthozoa tidak mengalami fase medusa (Rosa et al, 2013).
Kelas Anthozoa terdiri atas 6.100 spesies dan dibagi menjadi tiga subkelas : Octocorallia, Hexacorallia, dan Ceriantipatharia. Subkelas Octocorallia terdiri atas 6 ordo : Stolonifera, Telestacea, Alcynacea, Coenothecalia, Gorgonacea, Pennatulacea. Subkelas Hexacorallia terdiri atas 6 ordo : Rugosa, Tabulata, Actinaria, Zoanthidia, Scleractinia, dan Zoanthiniaria. Sedangkan subkelas Ceriantipatharia hanya terdiri atas 2 ordo, yakni Antipatharia (karang hitam) dan Ceriantharia (tabung anemone), yang disebut sebagai karang (coral) mencakup karang dari Ordo Scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (kelas Anthozoa) maupun kelas Hydrozoa. Salah satu sifat dari karang 4 disebut akresi. Akresi adalah bentuk pertumbuhan koloni dan terumbu ke arah vertikal maupun horizontal (Rosa et al, 2013).
            Berdasarkan literatur (Hadi 2015), Coelenterata yang ditemukan di Pulau Putri termasuk kedalam kelas Anthozoa. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, ia hanya ditemukan dalam bentuk polip (hidup menetap pada suatu tempat). Hewan ini biasanya hidup di air laut dangkal secara berkoloni atau soliter (menyendiri).

  

KESIMPULAN

Dari hasil pratek lapang di Pulau Putri dan identifikasi terhadap spesimen untuk filum Coelenterata yang ditemukan, dapat di tarik kesimpulan bahwa Coelenterata yang banyak ditemukan di Pulau Putri adalah yang termasuk ke dalam kelas Anthozoa. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, ia hanya ditemukan dalam bentuk polip (hidup menetap pada suatu tempat). Hewan ini biasanya hidup di air laut dangkal secara berkoloni atau soliter (menyendiri).



DAFTAR PUSTAKA
Anas. 2017. Coelenterata. https://www.slideshare.net. [21 Mei 2018].
Brotowidjoyo. 1993. Avertebrata Air. Jakarta : Erlangga.
Hadi Abdul. 2015. Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Coelenterata. www.softilmu.com. [21 Mei 2018].
Rosa E, Paramitha L, Risdayanti N, Noviyanti T. 2013. Coelenterata. Jambi : Program Studi Biologi, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi.
Wardhana, 2008. Pengertian Indentifikasi. Http://www.scribd.com. [9 Mei 2018].
Zipcodezoo. 2010. Fungia danai. https://www.slideshare.net. [21 Mei 2018].